Rabu, 21 Maret 2012

Jakarta Islamic School PKP


PKP Jakarta Islamic School

Pada era 1960-an, pendidikan agama masih terpinggirkan dan terkesan kurang tertata dengan rapi. Pada era itulah, Pondok Karya Pembangunan (PKP) lahir untuk menjawab tantangan zaman.

Penyelenggaraan MTQ Nasional ke-5 tahun 1972 di Jakarta berlangsung sukses. Dari kegiatan inilah kemudian muncul gagasan monumental untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan dan keterampilan yang bernafaskan Islam dengan nama “Pondok Karya Pembangunan” (PKP).

Gagasan pendirian PKP di DKI Jakarta tidak terlepas dari peran tokoh masyarakat dan tokoh agama, yaitu Letjen TNI (Purn) H. Soedirman, Laksamana Muda TNI (Purn) Dr. Muh. Sukmadi, Drs. H. Kafrawi Ridwan, MA, dan Drs. H. AM. Fatwa.

Di tambah lagi, adanya dukungan penuh Gubernur DKI Jakarta ketika itu, H. Ali Sadikin, yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta N. D. III.b.14/23/1973 Tanggal 18 April 1973, tentang Pengukuhan Pembentukan Pondok Karya Pembangunan DKI Jakarta sebagai sarana pendidikan dalam ruang lingkup Madrasah dan Pesantren.

Dukungan tersebut berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi obyektif penyelenggaraan Madrasah (sekolah Islam) di DKI Jakarta pada periode tahun 1960-an yang memprihatinkan—baik dari segi fisik bangunan gedung, sarana prasarana belajar siswa, kualitas guru maupun materi pengajarannya.

Bentuk keprihatinan Gubernur DKI Jakarta tersebut diwujudkan dengan “Program Dinamisasi Madrasah”. Bahkan, ia memprakarsai member prioritas dengan pola Rehabilitasi Tiga Tahun DKI Jakarta.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat dan mutu pendidikan madrasah supaya setara dengan pendidikan umum. Dinamisasi Madrasah dan pendirian PKP merupakan kegiatan saling menunjang dalam mewujudkan pendidikan dan keterampilan yang bernafaskan Islam.

Program Dinamisasi Madrasah akhirnya dijadikan model di PKP DKI Jakarta pada saat itu, dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs). Tiga tahun setelah berdirinya PKP, yaitu tanggal 8 April 1976, Gubernur KDKI Jakarta H. Ali Sadikin meresmikan Kampus PKP di atas areal lahan ± 18 hektar, di Kelurahan Kelapa Dua Wetan Ciracas, Jakarta Timur. Kemudian, tanggal 8 April ditetapkan sebagai Hari Lahir Kampus PKP DKI Jakarta.

Pondok Karya Pembangunan DKI Jakarta merupakan Proyek Monumental MTQ Nasional ke-5 Tahun 1972, yang disponsori bersama direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama, Pusat Dakwah Islam, Koordinator Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta, Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) dan Panitia Nasional penyelenggara MTQ Nasional  ke-5 Tahun 1972 dan didukung penuh oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta waktu itu, Bapak H. Ali Sadikin.

Selanjutnya, PKP sebagai penyelenggara pendidikan, berubah status menjadi badan hukum (yayasan) berdasarkan Akte Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo Nomor 30 Tanggal 22 Juni 1977. Bertepatan dengan hari jadi Kota Jakarta ke-449, kepengurusan Yayasan ditetapkan dan dikukuhkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta selaku Pembina.

Sesuai saran Gubernur Provinsi DKI Jakarta, saat menerima paparan Ketua Umum Yayasan PKP tanggal 31 Agustus 2007 di ruang Rapim Utama DKI Jakarta, kampus Pondok Karya Pembangunan DKI Jakarta berubah nama menjadi  “Kampus PKP Jakarta Islamic School”.

Perkembangan selanjutnya, PKP tidak hanya mengelola Madrasah, tetapi juga mulai mendirikan dan mengelola sekolah umum. Sebagai upaya mengembangkan PKP sebagai Lembaga Pendidikan Islam bermutu dan prestisius di DKI Jakarta, pada tanggal 15 Juni 2005 Gubernur DKI Jakarta H. Sutiyoso mencanangkan Pembangunan dan Penataan Kembali Kampus PKP.

Pada saat ini, PKP telah memiliki dan menyelenggarakan 8 (delapan) unit pendidikan yakni: TK Islam, SD Islam/MI, SMP Islam/MTs, SMA, SMK 1 (SMEA), SMK 2 (STM), PGTK Islam, dan STIKes dengan jumlah siswa dan mahasiswa sebanyak 2.200 orang.

Kampus PKP juga sering berpartisipasi dalam berbagai lomba atau olimpiade. Pada pertengahan Desember 2010 lalu, PKP Jakarta Islamic School mengikuti Lomba robotic the 12th International Olympiade Gold Coast Queensland Australia 2010. Tim Robotik PKP yang terdiri 17 siswa dari MTs dan SMA ini, berhasil meraih “Technical Award” untuk kategori robotik kreatif dengan menampilkan robot Tarian Michael Jackson.

Selain kampusnya yang luas serta fasilitasnya yang bagus, kampus PKP juga memiliki berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang tentunya akan menarik perhatian siswa yang belajar di sana. Seperti Drum band, panjat tebing (wall climbing), sanggar seni, taekwondo, PMR, Rohis, dan beberapa eskul di bidang olahraga seperti bola basket, bulu tangkis, dan bola voli.

 

HUT ke-35

Pada tanggal 8 April 2011, PKP merayakan hari jadinya yang ke-35. Sederetan acara pun  diselenggarakan. Diawali sejak 15 Maret lalu, dengan kegiatan lomba unit sehat, Bakti Sosial, Pentas Seni, Donor Darah, serta apel HUT PKP ke-35 pada tanggal 8 April lalu.

Sebagai acara puncak, pada tanggal 14 April 2011, PKP menyelenggarakan Tabligh Akbar bersama Ustad Syahrul Syah, dengan tema meneladani Rasulullah SAW untuk melahirkan peserta didik yang beriman, berilmu dan beramal, serta berakhlakul Karimah.

Pada acara yang dihadiri oleh seluruh siswa PKP itu, Ustad Syahrul Syah berpesan kepada para siswa agar terus belajar dan jangan lupa untuk selalu berbuat baik kepada kedua orangtua. Beberapa kali juga diselingi dengan candaan lucu khas Ustad Syahrul Syah. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang berencana hadir mendadak membatalkan, karena ada kegiatan lain.

Menurut dewan pembina yayasan PKP, KH. Kafrawi Ridwan, MA, PKP akan membangun beberapa asrama untuk para pelajar, sebagai awal kembali pada format pesantren. Ke depan, PKP harus bisa menjadi lembaga yang unggul di segala bidang, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman. Dengan harapan, PKP bisa berkembang menjadi Universitas yang representatif bagi umat Islam dan menjadi pilar kebangkitan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer